Begkulu (Humas)- Sejumlah Madrasah di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran baru 2020/2021 mulai kewalahan dengan membludaknya jumlah siswa/i baru yang mendaftar. Dari sejumlah siswa/i yang mendaftar lebih dari 50% terpaksa ditolak karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sejumlah madrasah, mulai dari tingkat Madarsah Iptidaiyah (MI) hingga tingkat Madrasah Aliyah (MA).
Disatu sisi ini merupakan suatu kabar gembira dan kebanggaan bagi keluarga besar Kementerian Agama, artinya dengan antusias yang sedemikian besar dari masyarakat untuk menitipkan anaknya di Madrasah menandakan bahwa Madrasah sudah mendapat tempat dihati masyarakat. Madrasah sudah mendapat kepercayaan dari masyrakat untuk menjadi lembaga pendidikan yang akan menghantarkan anak-anak mereka yang bukan hanya berilmu namun juga berakhlak yang baik, dan beramal soleh. Namun disisi lain menjadi cambuk bagi Madrasah untuk tetap mempertahankan posisinya agar tetap menjadi idola dimasyarakat.
Disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Drs.H.Bustasar.MS.M.Pd melalui Kepala Bidang Pendidikan Madrasah DR.H.Juni Muslimin,M.Pd pada kesempatan pendistribusian blangko Ijazah Tingkat Madrasah Iptidaiyah (MI) di Aula Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu (Rabu, 15/7) bahwa semua ini tidak terlepas dari perjuangan madrasah itu sendiri dengan terus melakukan perbaikan baik dari segi kualitas mutu pendidikan, sarana prasarana, pelayanan dan kebersihan di madrasah. "Alhamdulillah ini merupakan kabar baik bagi kami Kementerian Agama,artinya adalah bahwa apa yang menjadi cita-cita Kementerian Agama untuk menjadikan madrasah sebagai pilihan pertama ditengah masyarakat sudah mulai tercapai, tentu hal ini harus terus diimbangi dengan terus menjaga mutu madrasah itu sendiri" ungkap H.Juni.
Beberapa madrasah yang terpaksa menolak sejumlah siswa/siswi baru yang mendaftar ditahun ajaran ini (2020/2021) diantarnya yaitu Madrasah Iptidaiyah Negeri (MIN) Talang Empat Bengkulu Tengah dan MIN 2 Bengkulu Selatan.
Di MIN 2 Bengkulu Selatan misalnya disampaikan Kepala Madrasah Hj.Zannatun Naimah.M.Pd bahwa pendaftaran terpaksa ditutup mendadak karena membludaknya jumlah pendaftar. Dari 60 kuota yang tersedia bagi siswa/i baru tercatat 220 siswa/i baru yang telah mendaftar.
"Terpaksa kami tutup mendadak, karena pendaftar yang sudah sangat membludak, antusias masyarakat sangat diluar dugaan kami, dan kami harus menolak 180 siswa/i baru karena kapasitas yang ada hanya bisa menampung 60 siswa/i baru saja" terang Hj.Zanatun ditemui diselala acara.
Disampaikan beberapa kepala Madrasah pula bahwa penolakan siswa/i baru ini juga menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat yang sangat ingin agar anak mereka dapat belajar di Madrasah.
Sejumlah Kepala Madrasah berharap agar kedepan adanya penambahan sarana dan prasarana terutama ruang belajar (rombel) bagi sejumlah Madrasah yang begitu tinggi peminatnya.
"Mudah-mudahan kedepan akan ada penambahan rumbel dari pusat, agar kita dapat menambah jumlah siswa/i yang mendaftar, tentunya juga agar masyarakat tidak kecewa karena anak mereka tidak dapat diterima karena keterbatasan rumbel" harap Hj. Zannatun. (Dina)