Bengkulu (Informasi dan Humas) 9/6- Survive dalam setiap rumah tangga adalah semangat dan harapan. Kamis ( 05/06/2014 ) ba'da dzuhur di ruang ka. KUA Kecamatan Selupu Rejang, Km 08 Desa Suban Ayam, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu.
Kepala KUA Kec. Selupu Rejang Mintarno, SHI, MHI. Membekali calon suami/istri dan keluarga kedua belah pihak atas nama Wagianto dari Suban Ayam dengan Anggini dari Simpang Nangka. Yang pelaksanaan akad nikahnya dilaksanakan di balai nikah KUA Kecamatan Selupu Rejang.
Memberi semangat dan harapan adalah tema yang sampaikan kepala KUA. Dalam pembekalannya Mintarno menitik beratkan pada peningkatan semangat terhadap sepasang calon pengantin baru. Yakni meskipun pelaksanaan akad nikah tidak dirayakan di tempat kediaman dan hanya dilaksanakan di balai nikah KUA dengan penuh kesederhanaan akan tetapi tidaklah memudarkan semangat mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
"Menikah di KUA bukanlah cerminan nikah yang bermasalah dan dikucilkan oleh masyarakat akan tetapi suatu proses yang bermartabat karena catin diantarkan ke KUA dengan iringan doa restu oleh masyarakat tempat tinggalnya beserta kedua belah pihak keluarga catin" pungkas Mintarno membesarkan hati catin dan keluarga catin.
"Besar harapan saya rumah tangga yang akan dijalani oleh wagianto/anggini akan menjadi rumah tangga yang diharapkan oleh keluarga kedua belah pihak dan menjadi keluarga yang membanggakan dengan iringan doa, dorongan, bimbingan, dan arahan dari keluarga kedua belah pihak" tuturnya pula.
Mintarno menambahkan calon pengantin yang nantinya akan diakad nikahkan harus memiliki harapan baru dan semangat baru serta cita-cita baru untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera lahir batin dengan bekerja keras dan ikhlas.
"Saya berterimakasih atas bimbingan Ka. KUA, dan saya berharap dengan menikahkan anak saya di KUA akan membawa keberkahan kepada keduanya" tutur ibunda catin
Mintarno mengakhiri pembekalannya dengan harapan kepada calon pasangan pengantin baru, agar senantiasa bersemangat mencari rezeki yang halalan thoyyiba, dan jangan menjadikan kemalasan dan kemiskinan sebagai alasan untuk tidak bekerja dan beribadah kepada Allah SWT.
Penulis : Mintarno/C **
Redaktur: H.Nopian Gustari
