Bengkulu Tengah (Inmas) --- Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Seminar Kesejarahan dengan tema “Sriwijaya dan Poros Maritim Dunia”. Seminar tersebut diselenggarakan mulai hari Senin, 6 Agustus 2018 sampai dengan Kamis, 9 Agustus 2018 di Hotel Aryaduta Palembang. Acara dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Selatan yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Provinsi Sumsel, Prof Eduar Juliartha. Hadir sebagai pembicara kunci Dirjen Kebudayaan, bapak Hilmar Farid. Tujuan kegiatan tersebut untuk mengingatkan kembali pentingnya studi dan penelitian tentang Sriwijaya dan mempublikasikan hasil studi dan penelitian terkini.
Seminar bertaraf nasional tersebut diikuti oleh sekitar 250 orang, yang terdiri dari peneliti, akademisi, mahasiswa, sejarawan serta instansi yang terkait dibidang kebudayaan dan perwakilan dari Universitas. Partisipan dalam kegiatan ini terbagi menjadi 3 kategori, yaitu Pemakalah Undangan, Pemakalah Terseleksi, dan Peserta Aktif. Pemakalah Undangan terdiri dari Zuliskandar Ramly dari Universiti Kebangsaan Malaysia, John Norman Miksic dari National University of Singapore, Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI, Susanto Zuhdi, dan Nurni W. dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia.
Pemakalah Terseleksi meliputi 50 peserta yang lolos dalam “Call of Papers” atau undangan kepada semua kalangan di seluruh Indonesia untuk bergabung dalam seminar tersebut. Sebanyak 200-an calon pemakalah ikut mengirim abstrak sebagai syarat untuk menjadi pemakalah terseleksi tersebut. Beberapa dari 50 pemakalah terseleksi tersebut berasal dari kalangan tenaga pengajar atau guru, yang salah satunya merupakan guru MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah. Lili Supriyanto yang merupakan guru sejarah di lingkungan MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah, lolos dalam seleksi abstrak tersebut dan menjadi pemakalah dalam seminar yang bertaraf nasional tersebut. MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah dalam hal ini sebagai madrasah tempat bernaung, patut berbangga dan menaruh harapan besar terhadap sumbangsih perkembangan sejarah dan dari segi ilmuan secara luas di lingkungan MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah kedepan.
Rangkaian kegiatan seminar kesejarahan tersebut, dimulai dengan seminar oleh pemakalah undangan yang merupakan para ahli yang terkait dengan tema seminar yakni Sriwijaya. Helmy Yahya yang merupakan Direktur Utama TVRI, menjadi pemakalah pertama yang menyampaikan akan pentingnya perkembangan sejarah yang beriringan dengan perkembangan teknologi. Helmy Yahya berharap seminar sejarah yang diselenggarakan harus menghasilkan sebuah rancangan historigrafi sejarah yang jelas dan dapat bekerjasama dengan TVRI untuk menghasilkan sebuah “tontonan” sejarah yang menarik sesuai dengan perkembangan teknologi yang sedang digandrungi anak muda sekarang ini.
Kegiatan seminar berikutnya tentang “Ekonomi dan Perdagangan di Sriwijaya” yang disampaikan oleh Zuliskandar Ramly dari Universiti Kebangsaan Malaysia. Kemudian oleh John Norman Miksic dari National University of Singapore yang menyampaikan tentang “Mengembangkan Studi Sriwijaya”. Pemakalah Undangan terakhir berasal FIB Universitas Indonesia yakni Susanto Zuhdi tentang hebatnya Sriwijaya dan berharap Indonesia kini dapat meniru jejak kehebatan Sriwijaya, dan Nurni W. yang menekankan pentingnya sumber sejarah dari dalam, yakni dari wilayah Sriwijaya. Beliau beralasan karena sumber sejarah tentang Sriwijaya yang dipakai selama ini masih dominan dari sumber luar terutama dari sumber China.
Seminar oleh Pemakalah Undangan telah selesai dan dilanjutkan dengan seminar oleh Pemakalah Terseleksi. Kegiatan tersebut berbentuk panel-panel yang sudah ditentukan oleh panitia dari Kemdikbud. Setiap panel tersebut dihadiri oleh Peserta Aktif yakni peminat studi Sriwijaya yang terdiri dari instansi pemerintah, akademisi, guru, mahasiswa, UPT kemendikbud, organisasi profesi, budayawan, dan komunitas. Kegiatan seminar oleh pemakalah terseleksi memakan waktu sekitar dua hari dikarenakan jumlah pemakalah yang banyak dan diskusi yang begitu menarik di setiap panelnya.
Setelah selesai rangkaian kegiatan seminar baik dari pemakalah undangan maupun dari pemakalah terseleksi, tiba saatnya acara pamungkas, Ekskursi yakni wisata sejarah di Palembang. Wisata Sejarah diawali dari kunjungan ke kampung Arab “Al-Munawar” di pinggiran Sungai Musi. Wisata tersebut sangat menarik karena tempat tersebut merupakan tempat bersejarah yang termasuk bagian dari kebesaran kerajaan Sriwijaya. Kerajaan tersebut terkenal dengan kemaritimannya yang dalam hal ini perdagangan maju berkat andil salah satunya dari para pedagang Arab yang bermukim di Kampung Arab “Al-Munawar”. Perjalanan wisata sejarah berikutnya menuju Festival Sriwijaya yang bertempat di pinggiran sungai Musi yang berdekatan dengan jembatan Ampera yakni ikon Palembang. Festival Sriwijaya ini sekaligus memecahkan rekor makan empek-empek mencapai 18.818 dan tarian “Gending Sriwijaya” untuk menyambut Menteri Pariwisata yakni bapak Arief Yahya. (Cici)