Bengkulu Tengah, (Humas) - Bekali peserta didik, terutama perempuan, untuk dapat melindungi diri dari tindakan perundungan di madrasah, Kepala Madrasah, guru BK, dan lima perwakilan peserta didik MTsN 2 Bengkulu Tengah mengikuti Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak pada Jumat pagi, (13/10/2023).
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan bertempat di Balai KB Kecamatan Taba Penanjung, Desa Sukarami.
Mengusung tema Peran Serta Pelopor, Pelapor, dan Tenaga Pendidik dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Bengkulu Tengah, kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru BK, dan lima orang perwakilan siswa dari setiap sekolah dan madrasah yang berada di Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Saya akan membela hak-hak perempuan dan anak apabila itu wajib dibela, agar mereka bisa hidup dengan tenang, nyaman dan aman," kata Bu Ainul Mardiati dari Asosiasi Psikolog Forensik (Asifor) Provinsi Bengkulu UPTD PPA Provinsi Bengkulu sekaligus menjabat sebagai Kepala UPTD PPA Provinsi Bengkulu, selaku narasumber yang tampil pertama saat membuka sesinya.
Bu Ainul juga memberikan arahan untuk stop bullying di lingkungan madrasah demi keberlangsungan hidup yang lebih baik, karena bullying bisa memberikan trauma yang mendalam kepada korban. Melengkapi pemaparan dari Bu Ainul, Bu Charlie Safitri dari DPC Peradi Provinsi Bengkulu mendorong semua pihak untuk melawan bullying dengan sikap yang positif.
Sementara itu, Kepala MTsN 2 Bengkulu Tengah, Pak M. Faizal Hudha berpendapat, "Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami di madrasah karena dengan maraknya kegiatan perundungan yang terjadi, jadi kami bisa mengetahui informasi terkait bullying yang ada di madrasah, bagaimana Undang-Undang yang berlaku terkait bullying atau perundungan yang terjadi di madrasah."
Senada dengan pernyataan Pak Faizal, Bu Yuniarsih yang mendampingi peserta didik menghadiri kegiatan sosialisasi ini setuju dengan apa yang disampaikan oleh pemateri dan Pak Faizal.
Menurut Bu Yuniarsih, kegiatan ini sangat bermanfaat, baik bagi guru maupun murid. "Yang pasti, dengan mengikuti kegiatan ini, kita sebagai guru bisa tahu bagaimana cara menghadapi anak-anak tanpa ada kekerasan," ujarnya. Ia juga menambahkan, "Anak-anak bisa mendapat perlindungan di sini dan tahu cara melindungi diri sendiri dari tindak kekerasan, karena kekerasan bukan hanya di sekolah, tapi bisa juga terjadi di luar sekolah atau bahkan dalam keluarga."
Selain itu, dengan adanya perwakilan peserta didik yang ikut hadir dalam kegiatan ini, Bu Yuni berharap bahwa ke depannya mereka tidak akan menjadi korban atau pelaku tindak kekerasan. Hal itu karena mereka sudah dibekali dengan pengetahuan tentang beragam contoh tindak kekerasan, sanksi hukum, serta dampaknya bagi perkembangan mental mereka.
Yang paling utama, melalui sosialisasi ini, diharapkan semua pihak menyadari pentingnya pencegahan kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan yang selama ini lebih rentan menjadi korban kekerasan dan perundungan. (EyS)