Bengkulu Tengah, (Humas) - Tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, tidak ada kata bosan untuk mencari dan berbagi pengetahuan, hal ini lah yang terlintas dalam fikiran Harni, S. Pd Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA). Ia berperan menerangi umat dengan bahasa Agama. Penyuluhan dilakukannya dengan penuh ikhlas dan kesabaran seperti pada hari ini, minggu (31/10/23).
"Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (QSAL-Mujaa di alah:11).
Sering sekali terdengar oleh kita sikap skeptis masyarakat, mereka beranggapan bahwa menimba ilmu di usia senja itu merupakan sesuatu yang tidak berguna, sikap skeptis inilah ditepis oleh Harni, sebagai penyuluh agama, ia meyakinkan masyarakat bahwa pentingnya ilmu dalam kehidupan. Secara duniawi kedudukan mereka yang berilmu lebih terhormat dan disegani.
Demi masyarakat Rindu Hati, Harni rela mengorbankan hari liburnya untuk mengisi pengajian majelis ta'lim demi membangun dan memajukan masyarakat lebih paham agama.
"Saya siap hadir ketika dibutuhkan masyarakat, khususnya wilayah Kecamatan Taba Penanjung, sedikit dan banyaknya jama'ah yang hadir, walaupun hari libur pun tidak jadi penghalang, lillahi ta'alaa" Terang Harni.
Jama'ah Majelis Ta'lim ( MT) di Kecamatan Taba Penanjung ini, lanjutnya, pada umumnya gemar menuntut ilmu berkumpul dalam majelis ilmu. Akan tetapi terkadang terhalang oleh aktifitas seharian mereka sebagai insan yang hidup di pedesaan, seperti pergi ke kebun dan ke sawah dalam rangka mencari nafkah untuk kebutuhan kelurga mereka.
Diselah mencari nafkah sebagai petani, Melalui majelis ta'lim ini, ibu-ibu masyarakat Rindu Hati telah menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat, segala bentuk pola kegiatan dalam menjalani kehidupan ini, dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup yang harus dicapai tanpa mengabaikan kehidupan dunia serta bekerja keras dalam menjalani kehidupan ini sesuai syariat Allah.
Kehadiran Harni sungguh memberi warna dan semangat bagi masyarakat Rindu Hati, meskipun jamaah sudah tidak muda lagi, namun mereka tampak semangat belajar Al qur'an.
Cara membaca Al Qur'an yang baik dan benar adalah bagaimana memahami tajwid, cara mengucapkan huruf (makharijul huruf), dan hukum-hukum bacaan seperti ikhfa, izhar, idgham, iqlab juga qolqolah.
Pengajian dimulai dengan melantunkan senandung sholawat kepada Nabiyullah Muhammad sholallahu 'alaihi wa salam beserta keluarganya, Dan dilanjutkan dengan belajar membaca Al quran yang baik dan benar.
Dipenghujung acara pengajian, Harni bersama majelis ta'lim menutupnya dengan do'a kafaratul majalis. "subhanakallahummaa wabihamdika asyhadu an laa illa ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik". Maha suci Engkau wahai Allah, aku memuji Mu, aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku Mohon Ampun pada Mu dan Aku bertobat pada Mu. (RW)