Kepahiang, Wartadarussalam (Humas) - Ketua Yayasan Al-Akhsyar Kecamatan Kepahiang Ust. Anang Mustaqim, M. Pd. resmi membuka bimbingan kegiatan santri kelas XII Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang di Gedung Serba Guna Lantai Dua Masjid Al-Akhsyar PPM Darussalam, Kamis (12/10).
Kegiatan ini merupakan langkah kongkrit PPM Darussalam Kepahiang untuk membekali santri kelas akhir mengabdi di masyarakat pasca tamat dari pondok pesantren.
Ust. Anang Mustaqim, M. Pd. Selaku Ketua Yayasan Al-Akhsya dalam sambutannya menyampaikan bahwa para santri harus benar-benar menjadi orang yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti halnya para wali songo yang sudah meninggal tapi bisa memberikan penghidupan bagi orang yang hidup. Harus siap dengan segala macam kebutuhan masyarakat khususnya di bidang Agama, seperti memimpin Tahlil, Ceramah, Khutbah, Imam Sholat, mengurus jenazah dan lain-lain.
“Coba kita ambil i’tibar atau pelajaran dari para sunan-sunan wali songo yang sampai hari ini makamnya tidak pernah sepi, selalu ada pengunjung dari berbagai macam daerah. Aktivitas ekonomi berjalan dan masyarakat sangat terbantu. Bayangkan, orang mati saja bisa memberikan kehidupan bagi orang yang hidup.”
“Kegiatan ini bukan hanya seremonial saja, melainkan ada harapan tinggi yang kami titipkan di pundak para santri”
Adapun beberapa kegiatan akhir santri kelas XII adalah Bimbingan Tahsinul Qiro’ah, Tahfidzul Qur’an, Wirausaha, Karya Tulis Ilmiah (KTI), Manasik Haji, Pengurusan Jenazah, Amaliyah Tadris (Praktek Mengajar), dan Panggung Gembira. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan salah satu syarat wajib untuk bisa mengikuti wisuda santri. Apabila ada satu kegiatan yang tidak diikuti, maka tidak diperkenankan mengikuti prosesi wisuda.
Pimpinan PPM Darussalam Kepahiang KH. Ahmad Nurhayani, S. Pd. I, dalam sambutannya juga mengingatkan kepada seluruh santri kelas XII sebagai calon alumni agar mempersiapkan bekal sebanyak dan sebaik mungkin, karena kedepan perjalanan yang dilalui cukup panjang, dan tidak cukup hanya dengan modal nekat saja.
“Karena perjalanan cukup jauh dan panjang, maka bekalnya juga harus banyak. Oleh karena itu kami merasa perlu untuk memberikan bimbingan sekaligus arahan agar kedepan paling tidak sudah punya gambaran kemana dan akan berbuat apa”
Selanjutnya pimpinan Pondok juga mengingatkan agar para santri cerdas dalam mengambil setiap kesempatan mumpung masih di pondok. Kesempatan belajar semua hal yang dapat menopang perjalanan kehidupan di masa yang akan datang
“Santri harus cerdas dalam mengambil kesempatan, mumpung masih ada kesempatan, kesempatan belajar, kesempatan terjun ke masyarakat. Kalau nanti sudah tua, kesempatan akan mulai berkurang. Intinya semua harus dengan persiapan yang matang”
“Gunakan umurmu dan waktumu untuk mengisi dengan pengalaman dan pengetahuan serta bersungguh-sungguhla” tutup KH. Ahmad Nurhayani, S. Pd. I.
Diantara kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, Amaliyah Tadris atau praktek mengajar merupakan kegiatan paling sakral. Dalam kegiatan ini para santri harus membuat perangkat ajar atau dalam bahasa pondoknya yaitu i’dad dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris, sesuai dengan pelajaran yang nanti akan diampu, bukan hanya perangkat yang berbasis bahasa Arab dan Inggris, penyampaian materi juga menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Tidak diperbolehkan menggunakan satu kosa kata pun dari bahasa Indonesia. (Ledian P)