Seluma (Humas) – Sejak munculnya agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, pengembangan masyarakat Islam begitu cepat seiring dengan perkembangan jaman yang tidak lepas dari percepatan pembangunan disegala bidang. Namun perlu diketahui, bahwa esensi pengembangan tersebut adalah terletak pada nilai-nilai agama, jelas Badoar Batu Bara Penyuluh Agama Islam Kecamatan Sukaraja.
Manusia memiliki fitrah keagamaan, sehingga manusia membutuhkan agama. Jika pengembangan yang dijalankan oleh Nabi Muhammad lebih berorientasi pada pengembangan agama dan keimanan, maka dalam masyarakat kekinian khususnya masyarakat Islam lebih membutuhkan pengembangan dalam segi pemberdayaan terhadap manusia itu sendiri dengan cara berpikir menggunakan akal, ujar Badoar.
Lanjut Badoar pola integrasi dzikir dan pikir dalam pembinaan masyarakat Islam pada Majlis Ta’lim Desa Air Kemuning dilakukan secara terpadu, baik aspek materi keislamannya (aqidah, syari’ah dan akhlak (tasawuf-tarekat)) aspek pendekatan (individualitas, sosialitas, moralitas, religiusitas) dan aspek metode amaliahnya .
Al-Qur’an menjelaskan bahwa dzikir dan pikir selalu berkaitan. Dzikir selalu dikaitkan dengan ilmu dan para ahli ilmu. Konsep berdzikir dalam Al Quran juga selalu berhubungan dengan cara berpikir manusia. Allah Swt memerintahkan kepada manusia agar memperhatikan dan mempelajari alam dan seisinya karena dari sanalah Allah menunjukan kebesaran dan kekuasaan-Nya kepada para makhlukNya, Tutup Badoar. (Naf/JA)