Seluma (Humas) - Islam dan seni seringkali dipahami sebagai sesuatu yang berseberangan atau dengan kata lain tidak memiliki keterhubungan di antara keduanya. Penyebab ketidakterhubungan antara Islam dan seni adalah soal pemaknaan tentang Islam dan seni. Islam adalah agama yang mengajarkan untuk mencintai keindahan, bahkan Allah menyebut dirinya sebagai Dzat Yang Mahaindah. Hal ini dikutip dari HR Muslim dalam Kitab Al-Iman karya Ibnu Taimiyah yang artinya: Sesungguhnya Allah Mahaindah dan menyukai keindahan. Dari konteks ini, Allah mensifati dirinya sebagai dzat yang Mahaindah dan tentunya Allah menyukai segala bentuk dari keindahan-keindahan. Dari Islam yang mengajarkan tentang keindahan dan seni merupakan suatu keindahan, Jelas Halimah Penyuluh Agama Islam Kecamatan Sukaraja dalam mengisi penyuluhan di majelis taklim Nurul Islam Kelurahan Sukaraja, Jum’at (20/09).
Halimah menerangkan bahwa secara hakikat seni memiliki arti kreasi-kreasi keindahan yang tak pernah ditentang oleh Islam. Namun, perlu digarisbawahi bahwa Islam sejatinya lebih memprioritaskan tentang prinsip moralitas daripada hanya keindahan belaka.Kreasi-kreasi artistik dan estetik harus dikaitkan dan terkendali dengan etika dan moral.
Lanjut Halimah bahwa sikap itulah yang menjadi dasar Islam terhadap berbagai macam bentuk kesenian, sehingga dapat diformulasikan dalam kaidah ‘seni yang baik adalah baik dan seni yang buruk adalah buruk’. Sebenarnya, seni adalah salah satu bagian terdekat dalam kehidupan manusia. Kehadiran seni secara sederhana sebagai curahan hati menjadi satu di dalam wadah untuk mengembangkan suatu bakat yang ada pada manusia, sehingga seni menjadi sebuah identitas suatu golongan masyarakat atau daerah tertentu. (Eka/JA)