REJANG LEBONG (HUMAS) ---- Pada Sabtu, 31 Agustus 2024, Santri RA Ummatan Wahidah melakukan outing class yang menjadi agenda puncak tema kearifan lokal mereka. Kunjungan ini berlangsung di Umeak Meno’o (Rumah Pusaka Rejang) yang terletak di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Rumah tradisional ini menawarkan suasana asri dengan berbagai tanaman bunga, buah, dan sayur.
Ibu Sri Astuti, pengelola sekaligus pemilik Umeak Meno’o, bersama Pak Ardi, memberikan penjelasan mendalam tentang rumah adat ini. Setibanya di lokasi, para santri dipandu oleh Ummi & Abi untuk kegiatan ice breaking yang diikuti dengan menyanyikan lagu daerah Rejang, "Lemea". Pak Ardi juga memberikan wawasan mengenai sejarah, material, dan filosofi di balik rumah adat tersebut, sembari mengungkapkan pepatah lokal, "Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
Anak-anak tampak antusias mengikuti sesi pengenalan adat budaya yang diakhiri dengan eksplorasi langsung di rumah tradisional. Mereka secara bergantian mengamati berbagai benda dan alat musik tradisional seperti gong, kolintang, dan rebana. Di bawah bimbingan Ibu Sri Astuti, santri juga berkesempatan mengenal alat-alat tradisional dari bambu dan tanah liat. Selain itu, Pak Ardi memperkenalkan alat pengolah kopi dan padi, yang merupakan bagian dari pertanian tradisional Rejang Lebong.
Kegiatan outing ditutup dengan makan bersama di halaman rumah, di mana anak-anak duduk membentuk lingkaran di bawah naungan pepohonan. Sebagai kenang-kenangan, Ibu Sri Astuti memberikan bibit kacang kepada setiap anak, yang disambut dengan kegembiraan.
Ummi Sri Wahyumi, S.Pd., Kepala RA Ummatan Wahidah, menyatakan bahwa kegiatan outing class ini sangat penting untuk memperkenalkan adat dan budaya kepada anak-anak. "Melalui kunjungan ke Umeak Meno’o, anak-anak dapat melihat contoh nyata dan mengenal tanaman yang mungkin belum pernah mereka lihat sebelumnya. Pembagian bibit juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar menghitung dan mempersiapkan wadah, dengan pesan bahwa 'apa yang kita tanam hari ini, buahnya akan kita panen di kemudian hari'," ungkap Ummi Sri Wahyumi.
Kegiatan ini berjalan lancar dan diharapkan dapat terus berkembang di masa depan, dengan harapan anak-anak semakin mencintai dan menghargai keragaman budaya Indonesia