Mukomuko (Humas) - Jika biasanya untuk melihat hamparan hijau nan permai harus ke sawah dan ladang, maka lain halnya apabila berkunjung ke MIN 7 Mukomuko. Bukan hanya sekedar hijau, atau warna-warni bunga saja, melainkan segarnya sayur-mayur akan memanjakan mata.
Rencananya pekarangan di sekeliling madrasah akan ditanami beraneka ragam sayur-mayur. Bukan hanya sebagai tanaman hias tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Mengingat bahwa kian tahun lahan pertanian semakin sedikit akibat pembangunan, maka siswa-siswi harus diajari dari sekarang memanfaatkan lahan yang sempit, memanfaatkan bahan bekas yang tadinya hanya jadi sampah dapat diolah sebagai media tanam. Cara ini begitu simpel dan menarik daripada harus mencangkul dan membersihkan rumput secara berkala di sawah atau di ladang.
"Pendidikan karakter dapat terbangun dengan bergotong royong membuat kebun organik nan sederhana ini. Insyaallah selain warna hijau nanti akan ada warna merahnya cabe dan ungunya terong ,bahkan oranye nya labu," ungkap Yuli.
Ide ini muncul dari Kepala MIN 7 Yuli yang kemudian menginstruksikan pembuatan kebun organik. Selain sebagai sarana praktek siswa juga sebagai ketahanan pangan madrasah.
“Sebab tak jarang kami makan bersama di madrasah dalam event-event tertentu," terang Yuli.
"Kebun organik ini memanfaatkan bahan-bahan bekas untuk mengurangi limbah sampah. Dan tak dipungkiri semua elemen di Madrasah ini ikut andil. Bahkan Bibit sayur-mayurnya merupakan sumbangan dari salah satu orang tua siswa. Inilah pengamalan pancasila sila ketiga itu. kebersamaan dalam kebaikan," tambahnya. (Yl)