Pendidikan Madrasah

Madrasah Adalah Rumah Kedua Kami

Mukomuko (Humas) - Liburan telah usai, sejak 10 Januari 2022 MIN 7 Mukomuko melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (PBM). Guru maupun anak-anak tampak antusias memulai semester dua. Satu per satu siswa mewarnai halaman madrasah sambil menyandang tas atau menenteng mukena dan bekal di pagi hari. Ada juga yang berlari kecil menuju kelasnya. Wajah-wajah polos itu tampak sumringah menyapa teman-teman, guru dan kelasnya nan indah. Ekspresi itu mengungkapkan betapa bahagianya setiap pagi ke madrasah. Tempat dimana ilmu hendak ditimba. Tempat dimana bermain menjadi bermakna. Tempat menikmati wajah-wajah para pahlawan tanpa jasa. Tempat melalui lima jam pertama di lima hari setiap minggunya. Tempat yang jikalau tak dipijak satu-dua hari akan memberikan kerinduan yang kentara. Demikian madrasah ini bagi jiwa-jiwa penerus bangsa. Tidak hanya sekedar benda kotak mati yang dibangun di atas tanah. Tempat ini lebih dari sekedar sekolah.

Kegiatan PBM berjalan seperti biasa. Pemandangan pensil dan pena menari di atas kertas putih adalah pemandangan nyata bahwa kecintaan pada negeri ini telah dimulai sejak mereka masih dini. Dan manusia paling tinggi di ruangan itu juga ada di depan papan tulis dengan menarikan tangannya. Siswanya dengan seksama mengamati.

Ketika seorang guru bertanya pada siswa di kelasnya tentang apa yang paling mereka rindukan saat libur, semua menjawab "Kami rindu madrasah, Bu. Sebab di madrasah bertemu banyak teman, ada guru-guru, bisa main dan belajar, bisa jajan dan bisa pakai seragam. madrasah adalah rumah kedua kami!"

Ungkapan itu membuktikan bahwa semua yang ada di dalam lingkungan madrasah telah memberikan kontribusi kasih yang luar biasa. Dan guru di kelas itu pun menjawab "Benar! madrasah ini adalah rumah kedua kita. Jadi, mari sama-sama kita jaga dan rawat dengan sebaik-baiknya. Rawat fisik dan jiwa-jiwa di dalamnya. Agar setiap langkah dan tindakan kita jadi kebaikan bagi semua."

Di semester kedua ini tentu semua anak-anak berharap bisa berjuang lebih ekstra untuk hasil yang maksimal. Pun demikian para guru yang mengajar, mereka juga berjuang lebih baik untuk menyajikan pelajaran dengan maksimal. Apalagi kepala madrasah yang semangatnya berjuangnya tak kalah berkobar untuk memastikan bahwa semua kegiatan di madrasah yang dipimpin dapat berjalan dengan semestinya.(Yl)


TERKAIT

Pendidikan LAINNYA