Bengkulu Tengah (Humas) - Bagi dunia pendidikan, pelonggaran pembatasan sosial terkait merebaknya pandemi Covid- 19 menuju situasi normal baru menuntut kesadaran bersama semua warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, orangtua, maupun pengawas sekolah/madrasah. Kesadaran bersama harus dibangun, bahwa kesehatan harus menjadi pertimbangan utama.
Sipuan, S.Ag.,MM yang sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bengulu Tengah mengatakan, masa pandemi COVID-19 jadi waktu tepat untuk berinovasi dalam pendidikan, apalagi diperpanjangnya peserta didik untuk belajar dari rumah.
Sipuan menyampaikan beberapa amanat pendidikan di masa COVID-19. Salah satu amanat tersebut adalah bahwa kita sebagai masyarakat masih dapat belajar melalui krisis yang terjadi saat ini. “ Kita sebagai masyarakat juga menyadari betapa pentingnya kesehatan, betapa pentingnya kebersihan, dan betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita," ungkap beliau, ketika ditemui diruang kerjanya, Senin (28/09). Menurut beliau, kondisi pandemi yang saat ini melanda menciptakan banyak pembelajaran baru tidak hanya buat guru, siswa, dan orang tua, namun juga untuk masyarakat Indonesia.
" Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di masayarakat kita pada saat pandemi COVID-19 ini merupakan sebuah pembelajaran yang harus kita kembangkan bukan hanya di masa krisis ini tetapi pada saat masa krisis ini sudah berlalu," ujarnya.
Terakhir, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bengkulu Tengah mengatakan, bahwa dalam masa COVID-19 ini merupakan waktu yang baik untuk kita berinovasi dalam hal pendidikan agar bisa menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik. " Belajar memang tidak selalu mudah, tapi ini saatnya kita berinovasi, ini saatnya kita bereksperimentasi, ini saatnya kita mendengar hati nurani kita dan belajar dari COVID-19 agar kita menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan," tutupnya. (jion)