BENGKULU SELATAN (INMAS) - Kakanwil Kemenag Provinsi Bengkulu Drs.H.Bustasar,MS.M.Pd dalam bulan Juni telah melakukan lawatan kunjungan kerja ke kemenag 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu. Agenda kunker sendiri, selain memberikan pembinaan ASN, juga sekaligus menyerahkan SK PAI non ASN serta menyerahkan buku manasik haji.
Didampingi Ketua DWP Hj.Sukmawati.S.Ag, Kabag TU Drs.H.Yasaroh,M.Hi serta sejumlah pejabat eselon III dan eselon IV, lawatan diawali di Kemenag kabupaten Seluma. Senin (8/6). Selanjutnya ke kemenag Manna Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) dan Kaur serta Kota Bengkulu. Hari ini Senin, (15/6). Bustasar rombongan melakukan lawatan ke Kemenag Kabupaten Bengkulu Utara.
Di kemenag Manna Kab.BS, Bustasar dan rombongan juga melaksanakan kunker ke dua Madrasah. Yakni masing2 di MIN 1 Desa Betungan dan di MTSn 3 kec.kedurang. Terkhusus di MTsN 3, Kakanwil Kemenag yang disambut langsung oleh Kamad Buyung Kalil, M.Pdi merasa terkejut dan terharu. ketika Buyung Kalil memperkenalkan salah satu guru honorer yakni Urif Nugroho, S.Pdi yang kembali mengabdi menjadi guru honorer setelah selesai menjalankan amanahnya sebagai kades karang agung periode 2014 - 2020.
Yang membuat Bustasar haru, kades ini lebih memilih mengabdikan diri kembali menjadi guru honor,ketimbang mencalonkan diri menjadi kades. Karena warga masih menginginkan urif untuk memimpin desa itu hingga dua periode. "ini bagian dari pengabdian, artinya komitmen Bapak Urif patut kita hargai. Sehingga memberikan semangat baru bagi guru guru lain," kata Bustasar dengan nada harunya.
Padahal jika dari segi pendapatan ekonomi, gaji atau honor kades lebih menjanjikan ketimbang menjadi guru honorer yang hanya memperoleh Rp 500-600 ribu/bulan. Namun karena Urif mengaku sudah mencintai MTsN 3, sehingga dia menolak mencalonkan kembali menjadi Kades. Meskipun warga desa nya, memaksa dirinya untuk kembali bertarung dalam pilkades di tahun 2020 ini, agar kembali dipercaya memimpin desa kelahirannya itu.
"Bukan gaji yang saya cari. Tetapi saya lebih menjiwai menjadi guru ketimbang menjadi kades. Tetapi saya menghargai keputusan masyarakat yang sudah mempercayakan saya memimpin desa ini," ujar Urif yang juga alumni UMB Ini.
Lalu,mengapa dipercaya menjadi kades?diceritakan alumni MAN Manna BS ini, sebenarnya tidak ada niat dalam hati menjadi kades.Namun karena paksaan warga dusun kelahirannya, sehingga dia harus menghargai dan menjalankan amanah masyarakat terutama tokoh-tokoh masyarakat desa setempat.
"Saya dipaksa mencalonkan diri menjadi kades.awalnya saya menolak,tetapi warga serius ingin mencalonkan saya.sehingga setelah 3 kali diminta warga dusun,akhirnya saya terima pinangan ini," cerita bapak dua orang anak ini.
Sehingga lanjut Urif, dia pun berhasil memperoleh suara terbanyak dengan mengalahkan rivalnya dari dusun tetangganya tersebut. Namun demikian, meskipun dia sibuk menjalankan amanah sebagai abdi masyarakat, urif mengaku masih aktif membantu membesarkan MTsN 3. ‘’Meskipun saya sudah menjadi kades, saya masih aktif mengajar disini. Tetapi hanya tiga hari dalam seminggu,’’ ujar Urif yang mengajar bidang studi Agama sejak tahun 2012 ini.
Bahkan disetiap ajang kegiatan kemasyarakatan di desanya, Urif selalu melibatkan keluarga besar Madrasah ini untuk membantu mensukseskan program program desa tersebut. Baik program kesehatan, pendidikan, bimas, bahkan program siskamling dan penyuluhan hukum seperti penyuluhan bahaya narkoba, dan pelayanan kesehatan gratis. Bahkan Urif memprogramkan kegiatan belajar mengaji bersama, yang melibatkan siswa-siswi MTsN 3, yang kegiatannya dianggarkan melalui dana desa. Sehingga program-program unggulan ini, Urif dinobatkan sebagai kades teladan mewakili Provinsi Bengkulu untuk meraih penghargaan dari Presiden RI Jokowi ke istana negara pada tahun 2015 yang lalu.
"Ini sejarah yang saya kenang seumur hidup saya,dengan meraih predikat sebagai kades teladan," ujar Urif.
Urif mengaku bangga dan terharu bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan Kakanwil Kemenag Provinsi Bengkulu. Kunjungan ini menjadi motivasi bagi dirinya serta rekan-rekannya untuk selalu setia mengemban amanah sebagai guru di desanya. Namun demikian, Urif tetap berharap, agar Kemenag Provinsi Bengkulu untuk dapat meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana di Madrasah nya tersebut. Seperti sarana jaringan internet, fasilitas perpustakaan serta sarana penunjang lainnya.
‘’Ini semua untuk kepentingan kita bersama, kepentingan masyarakat serta kepentingan generasi penerus kita,’’ imbuh Urif.
Urif juga mengungkapkan, dengan kunker Kakanwil Kemenag dan pengabdian dirinya selama ini menjadi kades dan guru di Madrasah itu, dapat menjadi inspirasi bagi tenaga pendidik lainnya, untuk selalu memprioritaskan semboyan Kemenag yakni ikhlas beramal dalam berkerja. ''Dengan ikhlas beramal. Yakinlah Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan kinerja kita selama ini,'' tuturnya.
Sementara itu, Bustasar meminta kepada Kamad dan jajaran agar selalu riang gembira di lingkungan Madrasah. Sehingga memancing masyarakat untuk menempuh pendidikan anak-anaknya di Madrasah ini, dan yang terpenting layani masyarakat dengan 5S senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Karena 5 S adalah budaya yang harus kita kembangkan. "Gedung Madrasah kita bagus, sehingga kita ada nilai jual yang baik dengan masyarakat. Yakinlah masyarakat juga akan menilai baik, artinya dewan guru juga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat," demikian Bustasar. (Tatang)