Rejang Lebong (Inmas) -- Penyelenggara Syari’ah Kantor Kementrian Agama Kabupaten Rejang Lebong M. Aditiawarman Budi, S. Ag, menekankan kepada seluruh masyarakat muslim khususnya kaum muda yang Islami untuk tetap terus menggiatkan kesadaran berzakat dengan bahasa mudah di mengerti seperti ciptakan generasi sadar zakat. Hal ini di sampaikan ketika menerima mahasiswa IAIN Curup yang magang di ruang Penyelenggara Syari’ah beberapa waktu yang lalu.
Untuk di ketahui bahwa sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab pada masa itu di kenal dengan sebutan jahiliyah (bodoh), ini terjadi pada berbagai aspek kehidupan, seperti sosial budaya dan keyakinann beragama. Padahal secara intelektual bangsa Arab mengenal sastra dengan sangat baik, sementara sastra merupakan salah satu puncak ilmu pengetahuan.
Adapun penyebab dijahiliyannya adalah runtuhnya tatanan moralitas kemanusiaan seperti suka berperang dan membunuh, mengagung-agungkan suku, perbudakan dan sebagainya, hal ini di perparah lagi dengan pola keimanan serta ketimpangan sosial ekonomi, penindasan dan pemerasan oleh yang kaya terhadap yang miskin.
Hal inilah yang membedakan budaya arab sebelum Islam dan setelah Islam datang yaitu dapat di lihat dari tatanan masyarakat yang lebih teratur, persamaan hak antara laki-laki dengan perempuan, di hapusnya perbudakan. Islam berdiri untuk memberikan perlindungan terhadap si miskin dengan tanggung jawab moral si kaya, untuk memperhatikan si miskin tersebut, dalam artian agar si kaya mengeluarkan sebagian dari rezekinya untuk kesejahteraan masyarakat (berbagi dengan sesama).
Aditia berharap generasi muda sadar akan zakat, di mulai dari diri pribadi, keluarga dan masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa, baik yang sudah mencapai nisab maupun yang belum mencapai nisab, baik berbentuk zakat, infak maupun shadaqoh, baik yang kaya maupun yang miskin. Demikian pungkasnya Aditia. (Irma).