Kepahiang (Inmas)- Duka selimuti Indonesia atas wafatnya ulama besar sekaligus politisi K.H Maimoen Zubair pada usia 90 tahun setelah melaksanakan shalat subuh, pada pukul 04.30 waktu setempat di rumah sakit An-Nur Mekkah, 6 Agustus 2019. Tidak ada gejala beliau sakit karena malam sebelumnya beliau menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Dr. Agus Maftuh Abegebriel. Mbah Moen dimakamkan di Ma’la, Mekkah berdekatan dengan makam guru beliau, Sayid Alawi Al-Maliki Al-Hasani dan makam istri Rasulullah SAW, Siti Khadijah.
MAN 1 Kepahiang melaksanakan shalat gaib atas wafatnya Mustasyar PBNU tersebut pada pagi hari, 7 Agustus 2019 setelah shalat dhuha di masjid MAN 1 Kepahiang. Kepala MAN 1 Kepahiang, Dra. Hj Rosnani, M.Pd menyampaikan turut berduka cita. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Segala yang bernyawa sudah Allah tetapkan batas waktunya dan hari ini kita mendapatkan kabar duka atas meninggalnya K.H Maimoen Zubair. Semoga Almarhum khusnul khotimah dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT sebagaimana beliau memiliki tempat di hati muslim Indonesia. Semoga keteladanan yang ditunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari dapat diteruskan oleh generasi muda.
Para guru dapat menjadikan Mbah Moen sebagai sosok inspirasi dalam mendidik siswa dengan cara Islami sebagai wujud integritas kita dalam menhadapi tantangan zaman. Dan do’a Ibu semoga siswa MAN 1 ada yang mengikuti jejak karir beliau yang dicintai umat Islam se-Indonesia amiin”.
Ust Ropiyanto, Guru yang menjadi imam shalat gaib juga menyampaikan bela sungkawa. “Umat muslim Indonesia telah kehilangan ulama besar yang belum tentu ada penggantinya yang memiliki dedikasi tinggi terhadap Islam dalam kurun waktu yang lama. Selebriti sekalipun meninggal, akan begitu cepat digantikan dari layar TV yang kita tonton setiap hari.
Semoga siswa MAN 1 Kepahiang diberi kesempatan untuk mendedikasikan ilmu pengetahuan untuk agama Islam layaknya beliau. Ungkapnya yang dilanjutkan dengan penyampaian tata cara shalat gaib. “Shalat gaib merupakan shalat sunnah untuk mendoakan jenazah dari jarak jauh tanpa adanya jenazah. Tata cara shalat gaib sama persis dengan shalat jenazah hanya berbeda pada niatnya.” Setelah pelaksanaan shalat gaib dilanjutkan do’a bersama. Shalat dan do’a berlangsung khusuk dan khidmat. -Liza Sudarti, S.Pd.Si
Pendidikan
Pendidikan Madrasah
MAN 1 Kepahiang Sholat Ghoib Atas Meninggalnya Mbah Moen
- Kamis, 22 Agustus 2019 | 00:00 WIB