Bengkulu ( Humas) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, Dr. H. Zahdi Taher, M, HI yang didampingi Ka.Kemenag Kabupaten Bengkulu Tengah.membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi Moderisasi Beragama bagi para pendidik dan tenaga kependidikan MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah, (senin, 27/06)
Dalam sambutannya Zahdi Taher mengatakan MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah merupakan madrasah pertama yang mengadakan sosialisasi moderasi beragama di Kementerian Agama Provinsi Bengkulu. “saya mengapresiasi MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah karena menjadi pelopor pelaksanaan kegiatan sosialisasi moderasi beragama ditingkat madrasah se Provinsi Bengkulu” ucapnya
Sementara itu Kepala Madrasah MAN IC Imam Ghozali menyampaikan kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu upaya madrasah agar terciptanya toleransi dan kerukunan di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepala MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk lebih moderat, berpemikiran yang adil dan menghargai perbedaan. “Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan meningkatkan dan mempererat kerukunan intern dan antar umat beragama, meskipun dalam skala sosialisasi, kedepannya kami akan berupaya menyelenggarakan dalam bentuk kegiatan skala orientasi”. tuturnya
Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari Keputusan Dirjen Pendis No 7272 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implemantasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam, kegiatan Sosialisasi Moderasi Beragama diikuti oleh 30 peserta dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah yang digelar di aula Xtra Hotel Bengkulu.
Selaku narasumber Dr. Pasmah Chandra, S.Pd.I., M.Pd.I dan H. Muhammad Soleh menyampaikan bahwa moderasi beragama sesungguhnya sebuah upaya untuk mengembangkan sikap keberagamaan di tengah berbagai arus ketegangan (constrains), seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekulerisme. “Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan pada gilirannya berimbas pada keutuhan NKRI” Ujar Soleh penuh semangat (Humas).