Bengkulu Utara (Humas) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkulu Utara (BU), melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas), gelar giat Pembinaan Penyuluh Pengarusutamaan Moderasi agama dan wawasan Kebangsaan, bertempat di Aula Sakinah kantor setempat, Senin, 01 Februari 2021.
Kegiatan yang bertemakan ‘Kita tingkatkan pemahaman keagaman dan wawasan kebangsaan menuju masyarakat yang moderat serta beragama" itu, selain dihadiri para Penyuluh Agama Islam Non PNS se-Kabupaten BU, dan perwakilan Penyuluh Fungsional PNS Kemennag BU, hadir langsung Ka. Kan Kemenag BU, H. Heriansyah, S.Ag., M.HI, dengan didampingi Kepala Seksi (Kasi) Bimas Islam, Hamid Muhakam, M.HI, serta H. Syahroni, S.Ag., M.HI, Sigit Susanto, S.Sos.I, dan Seno, S.Pd.I selaku nara sumber dalam kegiatan tersebut.
Ka. Kan Kemenag BU, H. Heriansyah, S.Ag., M.HI, dalam sambutannnya menyampaikan bahwa dirinya ingin para penyuluh dimasa yang akan datang benar-benar jadi seorang Ustad Ustadzah, Mubaligh/Mubalighoh.
“Saya ingin para penyuluh kita se-Kabupaten BU, sekian tahun yang akan datang, mungkin tahun depan, dua atau tiga tahun yang akan datang, benar-benar jadi seorang Ustadz-Ustadzah, betul-betul menjadi seorang Mubaligh-Mubalighoh, sebagaimana Juknis Kemenag. Kalau sekarang merangkap, Ustadz termasuk juga guru ngaji, guru ngaji merangkap ustadz,” ungkapnya.
“Kita harapkan nanti, bahwa orang-orang yang di depan saya ini, ke depannya nanti betul-betul menjadi seorang yang mengabdi di tengah-tengah masyarakat dalam rangka menegakkan, mempertahankan, dan mengembangkan Agama Allah. Itu yang kita harapkan,” ungkapnya lagi.
Kemudian, Ka.Kan Kemenag BU juga mengemukakan tentang teknis pembelajaran, baik di Madrasah maupun di TPA/MDTA dalam masa pandemi Covid-19, yang hingga sekarang belum juga berakhir.
“Jika Madrasah sudah ada pembinaan oleh para guru masing-masing dengan jumlah terbatas, lalu bagaimana dengan TPA/MDTA? Karenanya saya sampaikan, kalau kita laksanakan tatap muka, maka kita tidak selaras dengan Diknas yang belum membuka KBM secara tatap muka. Sementara, PAH tidak boleh berhenti, minimal ngajar ngaji jangan berhenti karena kita punya tanggung jawab terhadap honor yang dibayarkan pemerintah setiap bulannya,” jelasnya.
“Oleh karena itu, kami minta teruslah laksanakan kegiatan mengaji atau KBM di TPA/MDTA. Caranya seperti apa? Ini dibutuhkan inovasi dari Bapak-Ibu, silahkan atur jadwal atau waktunya,” pungkasnya. {Erfin Bastary}