CURUP (INMAS ) – Berbagai kurikulum pendidikan non akademik di susun dan di terapkan di MTs. Baitul Makmur Curup (MBM) sebagai acuan dan skenario dalam menjalakan proses pendidikan kegiatan non akademik (ektrakurikuler). Terobosan ini sebagai tekad madrasah ini untuk mencetak santri-santri prestasi ‘’Soft Skill’’ dimana santri dituntut memiliki kepribadian, keterampilan social, komunikasi, berbahasa, keramahan dan memiliki sifat optimis yang memang mencirikan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
Menurut Kepala MTs MBM Efzuarni, S.Ag. M.Pd, pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, kapan dan dimana selama nafas masih berhembus dan berada di bumi ini, semua masih berada dalam proses pendidikan, berupaya dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Dari pendidikan yang tidak mengenal ruang dan waktu tersebut adalah proses pendidikan kegiatan non akademik (ektrakurikuler). Seperti Pramuka, muhadhoroh (public speaking), sanggar seni, drumband, kaligrafi, tahfidz, tahsin ,karate, KSM Club dan Paskib.
‘’Ini merupakan ruang kelas belajar santri MBM non akademik yang menggali dan mengasah potensi diri untuk mengembangkan minat dan bakat santri baik yang sudah berprestasi maupun yang sedang akan berprestasi. Karena itu, ekskul apapun yang diikuti maka ikutilah, perdalam dan pelajari karena apa yang didapat hari ini belum tentu akan langsung kelihatan hasilnya, 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun bsahksn 25 tahun lagi baru akan terasa dan mengetahui apa yag dipelajari saat ini” Harap Efzuarni.
Sementara itu Asriandi,S.Pd.I selaku Pembina Gugus Depan MBM akan berupaya keras dan maksimal untuk mengptimalkan hasil. “Pramuka itu hebat, pramuka itu prinsip, pramuka itu mengajarkan bagaimana menata kehidupan maka anak-anak yang sudah bergabung di pramuka kita berarti mereka telah siap untuk di didik dan dibina, bersiaplah,” tegas Asriandi.
Semoga dengan pembekalan dan pembinaan yang telah dialakukan di MBM, lanjut Asriandi, bisa membekas dan membentuk santri untuk menjadi lebih baik. P’’restasi bukanlah tujuan utama kita namun prosesnya jauh lebih penting kegigihan, ketekunan dan kemauan yahg besar untuk belajar yang menjadi point penting ini semua,’’ demikian Asriandi. (Red/***)