Rejang Lebong (Inmas) -- Malu salah satu bentuk emosi manusia yaitu kondisi yang dialami manusia akibat sebuah tindakan yang dilakukannya di mana tindakan tersebut bertentangan dengan aturan atau norma norma yang berlaku di sekolah sehingga dia ingin menutupinya. Penyandang rasa malu secara alami ingin menyembunyikan diri dari orang lain karena perasaan tidak nyaman jika perbuatannya diketahui oleh orang lain.
Budaya malu sangat erat kaitannya dengan kemajuan peradaban di sekolah. Budaya malu membuat kehidupan lebih tertata sehingga energi positif akan membuat aspek – aspek kehidupan akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya akan menciptakan ketertiban di sekolah.
Dihari pertama pelaksanaan pembelajaran semester genap tahun ajaran 2017/2018 tanggal 8 Januari 2018, Kepala MIS Nurul Huda Belumai, Muhammad Ramli, S,Pd.I Mengatakan “ Kepada seluruh dewan guru dan staf MIS Nurul Huda Belumai ia menegaskan kembali tentang delapan budaya malu yang harus dihindari diantaranya 1). Malu karena datang terlambat / pulang cepat. 2). Malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas. 3). Malu karena melanggar peraturan. 4). Malu karena berbuat salah. 5). Malu karena bekerja tidak berprestasi. 6). Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan sekolah. 7).
Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan sekolah. “Apabila dari beberapa poin tentang budaya malu tersebut dipahami dan selalu dingat kembali oleh seluruh dewan guru dan staf di sekolah, maka mudah - mudahan dewan guru dan staf tidak akan merasa malu, serta dapayt melaksanakan tugas pokok dan fungsi dewan guru dan staf dan semoga dewan guru dapat memberikan contoh yang positif kepada para peserta didik”. Pungkas Ramli. (Aan)