Rejang Lebong (Inmas) -- Rebana merupakan salah satu seni musik bernafaskan islam yang memiliki ciri khas tersendiri. Dimana dalam memainkannnya dibutuhkan 11 orang pemain yang setiap orang memiliki fungsi yang berbeda- beda jika dimainkan secara terpisah maka bunyi yang dihasilkan tidaklah padu, namun jika semua gendang dimainkan secara bersama, maka akan menghasilkan bunyi yang sangat indah. Namun kenyataannya pada zaman sekarang kesenian rebana ini sudah sangat jarang kita temui, bahkan sudah hampir punah. Mirisnya lagi jika kita tanyakan kepada generasi muda saat ini sebagian besar dari mereka mengatakan kurang tahu,tetapi jika sebaliknya ditanya game online apapun jenisnya mereka tahu dan paham.
Memainkan musik rebana bukan hanya sekedar bernyanyi dan menabuh gendang melainkan pula belajar mengaji,mengasah daya ingat dan konsentrasi setiap pemainnya. Jika dilihat maka kesenian rebana memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari- hari. salah satu penyebab musik rebana kurang diminati pada saat ini adalah maraknya penyebaran game online baik di medsos maupun antar sesama anak sehingga dengan semua kemudahan yang diberikan game online membuat anak- anak lebih cenderung gemar memainnkanya dari pada belajar ataupun mengenal kesenian rebana. Dampak dari Kecanduan Game Online adalah anak-anak susah untuk di ajak Ke Masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah, banyak anak yang tidak bisa mengaji sehingga mereka tidak tahu cara membaca Al-Qur'an. Mereka lebih suka bermain game onlin dan medsos di gadget ketimbang bermain sambil belajar di dalam masjid.
Melalui TPQ dan Remaja Islam Masjid (RISMA), PAI non Asn Curup Lidya Herlina berupaya melestarikan kembali kesenian musik rebana. Beliau mengatakan” adapun tujuannya adalah ,untuk membentuk generasi yang kreatif, cinta Al-Quran serta mampu bermain rebana dengan baik, dan tentu pandai membaca Al-Qur'an”. usaha yang dilakukan ialah setelah selesai mengaji mereka latihan rebana, dan kegiatan ini kita lakukan 2 kali dalam satu minggu. Alhamdulillah remaja masjid disini sangat kompak,mereka mau dan antusias datang kemasjid guna untuk belajar, mengajar, bergotong royong, pungkas Lidya.
Dalam hal ini peran serta dukungan dari orang tua sangatlah penting, dimana jika setiap orang tua mampu memperhatikan pendidikan anak-anaknya meskipun mereka sibuk bekerja insya Allah akan terciptanya generasi yang berakhlakul karimah. Semoga dengan kreatifitas para remaja masjid tersebut, masjid Al-Muhajirin mampu menciptakan generasi yang Qur’ani ditengah pengaruh globalisasi sekarang ini.Insya Allah. (Lh)