Bengkulu (Humas) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, Dr. H. Zahdi Taher, M.H.I., membuka secara resmi Kuliah Iftitah Dirasah Khosshoh yang di selenggarakan oleh Yayasan Jam’iyyah Khammil Qur’an Ja-alHaq Kota Bengkulu, Senin (24/1/22).
Pembukaan Kegiatan Kuliah Iftitah Dirasah Khosshoh yang di laksanakan di Gedung BLKK pondok Pasantren salafiyah Sentot Alibasya Ja-alHaq yang beralamat Jln. Bumi Ayu Raya Kel Muara Dua kec. Kampung Melayu Kota Bengkulu, acara ini dihadiri olah Ketua Yayasan Dr.Suwarjin A. Muzayin, MA, Kepala Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu.
Kegiatan Kuliah Iftitah Dirasah Khosshoh diikuti oleh 100 orang peserta yang merupakan tenaga pendidik dan kependidikan pada Yayasan Jam’iyyah Khammil Qur’an Ja-alHaq dari tingat RA, MI, SMP, MTs dan MA.
Dalam sambutanya ketua Yayasan menyampaikan ucapan terimahkasih kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu yang telah sempat hadir dalam acara Kuliah Iftitah Dirasah Khosshoh, Beliau mengatakan kegiatan Kuliah Iftitah Dirasah Khosshoh merupakan langkah awal untuk menyatukan persepsi kepada tenaga pendidik dan kependidikan yang ada pada Yayasan Jam’iyyah Khammil Qur’an Ja-alHaq dalam menlaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik dan Kependidikan.
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu berpesan kepada tenaga pendidik dan kependidikan pada Yayasan Jam’iyyah Khammil Qur’an Ja-alHaq untuk mendukung program moderasi beragama yang di canangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama.
Moderasi beragama yakni toleransi dan kerukunan, program moderasi beragama inilah yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat di Provinsi Bengkulu, melalui tenaga Pendidik dan kependidikan . Sehingga masyarakat dapat memahami moderasi beragama, secara benar, sikap dan prilaku yang selalu mengambil posisi ditengah-tengah. Artinya kita harus bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama,’’ jelas Kakanwil.
Karena perbedaan itu menjadi indah, menjadi asyik dan enak jika dikelola dengan baik. Begitupun sebaliknya, perbedaan itu bisa menjadi perpecahan jika tidak kita yang menjaganya. Dengan demikian butuh kolaborasi untuk menjaga kemaslahatan umat,’’ lanjut Kakanwil. Ar/ Ms