Kepahiang (Humas) – Kurikulum Merdeka mengangkat pengembangan kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional murid, baik dengan pengalokasian waktu khusus maupun secara terintegrasi dengan proses pembelajaran, seperti Proyek Penguatan Profil Pancasila dan Profil Pelajaran Rahmatan Lilalamin (P5P2RA) di madrasah.
Waka Kurikulum MAN 2 Kepahiang, Adnan, M.Pd. menjelaskan bahwa MAN 2 Kepahiang tujuan diangkatnya kearifan budaya lokal adalah sesuai dengan program kurikulum merdeka yang berusaha untuk melestarikan budaya lokal. Sesuai dengan tingkatannya fase E untuk kelas X membuat batik Diwo, sedangkan fase F kelas XI membuat bakul dan membuat sendok dari tempurung.
Salah satu pembimbing P5P2RA Jeniar Ferari yang sudah memiliki sertifikat kerajinan membatik mengatakan bahwa pembuatan batik diwo adalah untuk mengangkat batik khas Kepahiang yang memiliki motif penuh doa dan harapan untuk kemajuan Kab. Kepaiang. Kepahiang.
“Kepahiang didiami suku asli yakni Rejang dan beberap suku lainnya yang hidup harmonis dilambangkan kembang empat. Motif puncak rebung melambangkan agar Kab. Kepaiang tumbuh dan berkembang terus sesuai tuntutan zaman. Motif selempang emas yang bermakna keagungan. Motif stabik adaah salam penghormatan yang bermakna kesantunan yang dimiliki masyarakat Kepahiang. Serta motif kaganga, merupakan aksara rikung yang menjadi aksara lokal daerah yang perlu dilestarikan keberadannya,” urai Fera.
Dengan adanya P5P2RA, Fera berharap semoga kearifan lokal Kab. Kepahiang khususnya, dan batik diwo dapat terus dikembangkan di MAN 2 Kepahiang, dan dapat difasilitasi dalam upaya pelestariannya. (Erna)